Oleh
Syaikh Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilaaly
Bagian Pertama dari Dua Tulisan [1/2]
Saya menginginkan orang yg berjalan di atas manhaj salaf dgn ilmu, dan ini syarat :
“Arti : Katakanlah : Inilah (agama)ku, aku dan orang-orang yg mengikutiku mengajak (kamu) kpd Allah dgn hujjah yg nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yg musyrik” [Yusuf : 108]
Untuk mengetahui bahwa penunjukkan dan pecahan kata ini mengalahkan ikatan fanatisme kelompok yg merusak dan melampui lorong sempit kerahasiaan krn dia itu sangat jelas seperti jelas matahari di siang hari.
“Arti : Siapakah yg lebih baik perkataan daripada orang yg menyeru kpd Allah, mengerjakan amal yg salih dan berkata : ‘Sesungguh aku termasuk orang-orang yg berserah diri” [Fush shilat : 33]
Kata salaf secara bahasa bermakna orang yg telah terdahulu dalam ilmu, iman, keutamaan dan kebaikan.
Berkata Ibnul Mandzur (Lisanul Arab 9/159) : Salaf juga berarti orang-orang yg mendahului kamu dari nenek moyg, orang-orang yg memiliki hubungan kekerabatan dgnmu dan memiliki umur lebih serta keutamaan yg lebih banyak. Oleh krn itu, generasi pertama dari Tabi’in dinamakan As-Salafush Shalih.
Saya berkata : Dan dgn makna ini ialah perkataan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kpd putri Fathimah Radhiyallahu ‘anha.
“Arti : Sesungguh sebaik-baik pendahulu (salaf) bagimu ialah aku”
[Hadits Shahih Riwayat Muslim No. 2450]
Dan diriwayatkan dari beliau Shallallahu ‘alihi wa sallam bahwa beliau berkata kpd putri beliau Zainab Radhiyallahu ‘anha ketika dia meninggal.
“Arti : Susullah salaf shalih (pendahulu kita yg sholeh) kita Utsman bin Madz’un” [1]
Adapun secara istilah, maka dia ialah sifat pasti yg khusus untuk para sahabat ketika dimutlakkan dan yg selain mereka diikutsertakan krn mengikuti mereka.
Al-Qalsyaany berkata dalam Tahrirul Maqaalah min Syarhir Risalah (q 36) : As-Salaf Ash-Shalih ialah generasi pertama yg mendalam ilmu lagi mengikuti petunjuk Rasulullah dan menjaga sunnahnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memilih mereka untuk menegakkan agamaNya dan meridhoi mereka sebagai imam-imam umat. Mereka telah benar-benar berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan menghabiskan umur untuk memberikan nasihat dan manfaat kpd umat, serta mengorbankan diri untuk mencari keridhoan-Nya.
Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuji mereka dalam kitabNya dgn firmanNya.
“Arti : Muhammad itu ialah utusan Allah dan orang-orang yg bersama dia ialah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayg sesama mereka” [Al-Fath : 29]
Dan firman Allah.
“Arti : (Juga) bagi para fuqara yg berhijrah yg diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (krn) mencari karunia dari Allah dan keridhaan(Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yg benar” [Al-Hasr : 8]
Di dalam ayat ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebut kaum muhajirin dan Anshor kemudian memuji itiba’ (sikap ikut) kpd mereka dan meridhoi hal tersebut demikian juga orang yg menyusul setelah mereka dan Allah Subahanahu wa Ta’ala mengancam dgn adzab orang yg menyelisihi mereka dan mengikuti jalan selain jalan mereka, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Arti : Dan barangsiapa yg menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yg bukan jalan orang-orang mu’min. Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yg telah dikuasai itu dan Kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali” [An-Nisa’ : 115]
Maka mrpk suatu kewajiban mengikuti mereka pada hal-hal yg telah mereka nukilkan dan mencontoh jejak mereka pada hal-hal yg telah mereka amalkan serta memohonkan ampunan bagi mereka, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Arti : Dan orang-orang yg datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berkata : “Ya Rabb kami, beri ampunilah kami dan saudara-saudara kami yg telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yg beriman Ya Rabb kami, sesungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayg” [Al-Hasr : 10]
Istilah ini pun diakui oleh orang-orang terdahulu dan mutaakhirin dari ahli kalam.
Al-Ghazaali berkata dalam kitab Iljaamul Awaam an Ilmil Kalaam hal 62 ketika mendefnisikan kata As-Salaf : Saya maksudkan ialah madzhab sahabat dan tabiin.
Al-Bajuuri berkata dalam kitab Syarah Jauharuttauhid hal. 111 : Yang dimaksud dgn salaf ialah orang-orang yg terdahulu yaitu para Nabi, sahabat, tabi’in dan tabiit-tabiin.
Istilah inipun telah dipakai oleh para ulama pada generasi-generasi yg utama untuk menunjukkan masa shohabat dan manhaj mereka, diantara :
[1]. Berkata Imam Bukhari (6/66 Fathul Bariy) : Rasyid bin Sa’ad berkata : Dulu para salaf menyukai kuda jantan, krn dia lebih cepat dan lebih kuat.
Al-Hafidz Ibnu Hajar menafsirkan perkataan Rasyid ini dgn mengatakan : Yaitu dari para sahabat dan orang setelah mereka.
Saya berkata : Yang dimaksud ialah shahabat krn Rasyid bin Saad ialah seorang Tabi’in maka sudah tentu yg dimaksud di sini ialah shahabat.
[2]. Berkata Imam Bukhari (9/552 Fathul Bariy) : Bab As-Salaf tdk pernah menyimpan di rumah atau di perjalanan mereka makanan daging dan yg lainnya.
Saya berkata ; Yang dimaksud ialah shahabat.
[3]. Imam Bukhari berkata (1/342 Fathul Bariy) : Dan Az-Zuhri berkata tentang tulang-tulang bangkai seperti gajah dan yg sejenis : Saya menjumpai orang-orang dari kalangan ulama Salaf bersisir dan berminyak dgn dan mereka tdk mempersoalkan hal itu.
Saya berkata : Yang dimaksud ialah sahabat krn Az-Zuhri ialah seorang tabiin.
[4]. Imam Muslim telah mengeluarkan dalam Muqadimah shahih hal.16 dari jalan periwayatan Muhammad bin Abdillah, beliau berkata aku telah mendengar Ali bin Syaqiiq berkata ; Saya telah mendengar Abdullah bin Almubarak berkata - di hadapan manusia banyak- : Tinggalkanlah hadits Amru bin Tsaabit, krn dia mencela salaf.
Saya berkata : Yang dimaksud ialah sahabat.
[5]. Al-Uza’iy berkata : Bersabarlah dirimu di atas sunnah, tetaplah berdiri di tempat kaum tersebut berdiri, katakanlah sebagaimana yg mereka katakan, tinggalkanlah apa yg mereka tinggalkan dan tempuhlah jalan As-Salaf Ash-Shalih, krn akan mencukupi kamu apa saja yg mencukupi mereka [Dikeluarkan oleh Al-Aajury dalam As-Syari’at hal.57]
Saya berkata : Yang dimaksud ialah sahabat. Oleh krn itu, kata As-Salaf telah mengambil makna istilah ini dan tdk lebih dari itu. Adapun dari sisi periodisasi (perkembangan zaman), maka dia dipergunakan untuk menunjukkan generasi terbaik dan yg paling benar untuk dicontoh dan diikuti, yaitu tiga generasi pertama yg telah dipersaksikan dari lisan sebaik-baik manusia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mereka memiliki keutamaan dgn sabdanya.
“Arti : Sebaik-baik manusia ialah generasiku, kemudian generasi sesudah kemudian generasi sesudah lagi kemudian datang kaum yg syahadah salah seorang dari mereka mendahului sumpah dan sumpah mendahului syahadahnya” [Dan dia ialah hadits Mutawatir akan datang Takhrijnya]
[Disalin dari Kitab Limadza Ikhtartu Al-Manhaj As-Salafy, edisi Indonesia Mengapa Memilih Manhaj Salaf (Studi Kritis Solusi Problematika Umat) oleh Syaikh Abu Usamah Salim bin ‘Ied Al-Hilaly, terbitan Pustaka Imam Bukhari, penerjemah Kholid Syamhudi]
_________
Foote Note.
[1]. Hadits Shahih Riwayat Ahmad 1/237-238 dan Ibnu Saad dalam Thobaqaat 8/37 dan di shahihkan oleh Ahmad Syakir dalam Syarah Musnad No. 3103, akan tetapi dimasukkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Dhoifh No. 1715
Tidak ada komentar:
Posting Komentar