Selasa, 17 Agustus 2010

Debat kusir ala Ade Rae vs kusir


Pada suatu hari, Ade Rae sedang berjalan2 keliling sebuah kota naek delman istimewa duduk di muka di samping pak kusir yg sedang giat bekerja sambil isep pipa rokok... terjadilah perbincangan

Ade Rae: "Pak kusir, Angka belanja rokok orang Indonesia setiap tahun tidak kurang dari 150 trilliun Rupiah. Uang sebanyak itu, kalau semuanya adalah pecahan 50 ribu-an yang disambung-sambung, maka akan sama dengan membuat untaian sepanjang jarak bumi – bulan 7 kali bolak-balik. Atau kalau dibelikan tusuk gigi dan kemudian dirangkai dan dilem bisa menghasilkan maket 7 keajaiban dunia dengan skala 1:20 sebanyak 300 buah. Atau bisa dibelikan sedan Mercedes terbaru sebanyak 300.000 unit." (setengah manyun, karena Ade Rae memang bukan perokok)

Kusir; "rak weruh mas.., lha wong saya beli pake uang sendiri dari keringet sendiri. Masih mending nilai segitu sebagian buat makan puluhan ribu pegawai pabrik rokok,masih dipake bayar pajek yang bikin ente hidup rada nyaman disini. Daripada koruptor yang uangnya dipake buat makan keluarganya yang cuma segelintir."

Ade Rae: "80% perokok di Indonesia adalah orang-orang miskin yang mungkin bosan hidup dalam kemiskinan, sehingga memilih merokok untuk mempercepat kematian.. Yang 15% adalah kalangan menengah yang stress dengan tanggung jawab di pekerjaannya. Dan 5% perokok disini adalah orang kaya yang kebingungan menghabiskan uangnya. lha mungkin sampeyan iku juga termasuk bagian yg 80% itu Pak." (sambil tersenyum ngledek).

Kusir; "Ngitung ko ndhi to mas? Apa dasarnya milih rokok buat mempercepat kematian? Kalo mau cepet mati ya loncat wae dari monas atau panjat tiang listrik trus pegang kabelnya pas hujan..." (setengah jengkel)

Ade Rae: "Hebatnya lagi Pak, orang-orang miskin itu, membelanjakan uangnya untuk membeli produk yang membuat 5 atau 6 orang menjadi bagian dari 10 orang terkaya di Indonesia. Dan ‘orang-orang kaya’ itu menjadi figur perokok yang dicontoh siapa saja."

Kusir: "mbok ya pake logika to mas. Dimana ada orang miskin pasti ada orang kaya. Masa mau kaya semua atau mau miskin semua, ya nggak iso to..."

Ade Rae: "Peringatan tentang bahaya merokok yang sudah tercantum disetiap kemasan ternyata tidak berpengaruh banyak. Perokok ‘miskin’ kebanyakan tidak bisa baca dan tulis. Perokok ‘menengah’ ternyata terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak sempat membaca peringatan tersebut. Dan sisanya yang perokok ‘kaya’ tidak peduli sebab biaya berobat mereka sudah terjamin 17 turunan."

Kusir; "Waah tambah ngawur mase iki. Rokok bukan penyebab utama kematian dan bukan penyebab utama penyakit. Mau bukti? Lihat tuh di desa-desa, rata-rata penduduk usia lanjut disana rajin merokok dan sehat. Atau mau bukti lainnya? mbah buyutku sudah umur 70 tahun masih hidup, trus rokoknya 5 pak sehari. kalau ada orang yg mati itu ya karena wis takdire to mas.."

Dan akhirnya perdebatan itu terus berlanjut tanpa ad yang tau sapa pemenangnya... Mungkin itulah awalnya kenapa "eyel2an" disebut debat kusir, karena sama2 nggak ada yang mau mengalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar